Check out the Latest Articles:

Senin, 25 Juni 2012




Tarian, selain merupakan budaya orang Keraton, juga merupakan budaya orang-orang Shufiy[1]. Dalam hal taste seni geraknya, orang-orang Shufiy tidak kalah dengan para maestro tari Indonesia seperti : Didik Nini Thowok, Enoch Atmadibrata, Mimi Rasinah, Indrawati Lukman, Gusmiati Suid, dan yang lainnya. Meski mempunyai beberapa kesamaan, tentu saja ada perbedaannya. Bagi Didik Nini Thowok cs., menari dan menciptakan tari mereka lakukan dengan alasan hobi, menjaga warisan budaya, dan pekerjaan; sedangkan orang Shufiy melakukannya dengan alasan ibadah. Dikarenakan alasan tersebut, tentu orang-orang Shufiy punya dalil yang tersimpan di saku mereka, satu hal yang tidak dipunyai Didik Nini Thowok cs. ‘Sayangnya’, ketika hari Tari Sedunia tanggal 29 April 2012 tempo hari, orang-orang Shufiy tidak bergabung dengan orang-orang ISI (Institut Seni Indonesia) di Solo untuk unjuk kebolehan di depan publik.

Rabu, 13 Juni 2012



Nama Ayatullah Ja’far As-Subhaaniy sangatlah terkenal bagi masyarakat Syi’ah. Ia adalah salah satu marja’kontemporer yang cukup disegani. Beberapa orang memberikan gelar padanya : Ayatullah Al-Faqiih Al-Muhaqqiq. Cukup produktif dalam menghasilkan tulisan/buku, yang sebagiannya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Namun ternyata, nama besarnya ini tidaklah cukup membuatnya berperilaku jujur sehingga malah melestarikan budaya dusta para pendahulunya di kalangan ulama Syi’ah. Mau bukti ?.